Jumat, 08 Mei 2009

KEBUTUHAN MANUSIA KEPADA AGAMA

Oleh : Yandi Fauzi (mahasiswa ilmu kesejahteraan sosial FISIP UNPAD)
Bila kita membeli mesin produksi luar negri, maka kita akan diperkenalkan kepada tenga ahli, dan juga kita diberi buku pedoman. Buku pedoman itu berisi tentang penjelasan komponene-komponen dan sisitem kerja dari mesin yang kita beli. Sementara tenaga ahli yang dikirim kepada kita tugasnya adalah untuk melatih, menjelaskan sistem kerja, dan menjelaskan cara memperbaiki bila mesin mengalami kerusakan.
Begitu pula dengan alam semesta, baik langit maupun bumi yang kita tempati, adalah produk ciptaan-NYA yang angat besar. Penciptaan alam semestaitu tentu tidak hanya berdiam diri saja dalam mengenalkan alam raya ciptaan-NYA. Pencipta alam semesta (ALLAH SWT) pasti mengirim buku-buku pedoman (kitab-kitab samawi) dan mengirim para ahli atau juru penerang ( para Rosul).
Seseungguhnya ALLAH, yang menciptakan alam semesta ini, telah menurunkan kitab-kitab samawi yang dibutuhkan manusia untuk memberikan penjelasan tentang penciptaan alam semesta dan hal-hal yang berkaitan dengannya di masa datang. DIA juga mengatur hubungan manusia dengan alam semesta, serta menjelaskan kepada manusi atas hal-hal yang akan membawa kemaslahatan dan hal-hal yang dapat merusak tatanan alam yang di tempatinya.
Sedangkan para Rosul diutus dalam kehidupan ini adalah untuk memberi pengajaran kepada manusia agar mereka senantiasa beramal shalih, bekrja dengan tekun dan menuntut ilmu yang bermanfaaat bagi kehidupan. Para Rosul juga senantiasa menyebarkan cinta kasih, perdamaian, kasih sayang, perlindungan dan kebaikan, serta menjadi tauladan yang baik bagi umat manusia.
Alam semesta ini merupakan ciptaan ALLAH yang begitu besar, dimana manusia bekerja didalamnya. Kalau produk manusia yang kecil saja membutuhkan buku pedoman dan pra tenga ahli yang menjelaskan komponen-komponen tentang produk itu, apalagi dengan produk berupa produk alam semesta dan isinya, tentunya membutuhkan para Rosul dan risalah-risalah samawi yang akurat.
Sesungguhnya agama-agama samawi menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang telah diberi anugrah kemuliaan oleh ALLAH SWT. Anugrah kemuliaan itu bukan diberiakan oleh sesama manusia. Mereka juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hidup ini. Mannusia merupakan khalifah ALLAH intuk kemaslahatan hidup di permukaan bumi, mereka diharapkan dapat memeanfaatkan kekayaaan alam dan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya. Bahkan bukan saja rahasi ayang terkandung di bumi, tetapi juga rahasia-rahasia yang ada luar angkasa. Walaupun agama samawi menjamin hak-hak secara individu, tetapi ada saja segolongan manusia yang berusaha melenyapkan atau mengurangi hak-hak individu trsebut. Seperti yang dilakukan oleh para penguasa yang dzhalim dan sombong. Ketika orang-orang yang berhak dilarang untuk mendapatkan haknya, maka seseungguhnya hak-hak bangsa telah berada dibawah kekeuasaan orang-orang tertentu.
Sesungguhnya agam samawi telah memberikan petunjuk kepada umat manusia bahwa nenek moyang mereka adalah satu, yaitu dari seorang bapak yang bernama ADAM AS dan dari seorang ibu yang bernama SITI HAWA. Oleh karena itu, mereka semua adalah bersaudara. Mereka hidup berdampingan satu sama lain, saling mengenal, saling membantu dan tidak saling membenci.
Maka sudah selayaknya manusia, untuk berhajat kepada agama-agama samawi dalam rangka membersihkan jiwa dan watak mereka, serta untuk mengekang perilaku sewenang-wenang yang diakibatkan oleh kekuatan fisik dan akal pikirannya. Dengan demikina kekuatan fisik dan akal pikiran manusia hanya digunakan untuk kebaikan dan kemakmuran di muka bumi. Seseungguhnya butuhnya jiwa kepada agama samawi adalah sama halanya dengan butuhnya tubuh kepada air, udara dan makanan. Sebagaimana tubuh yang dihidupkan oleh ketiga unsusr tersebut, maka demikian pula seperti jiwa yang dihidupkan dengan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar